Blogger Template by Blogcrowds.

Another update

Edward Twickenham, penyihir Glamorgan dengan bakat yang misterius.
Ivar Eidfjord, penyihir Denmark yang bisa melihat kilasan masa depan.
Junda, penyihir Lithuania, pemilik cermin pencari orang yang sakti.
Tariq, sang alkemis bijaksana yang ahli memperbaiki barang sihir.

Dewan Penyihir telah menggariskan larangan untuk tidak mencampuri urusan manusia. Namun keempat kawan itu tidak bisa tinggal diam ketika Ivar melihat Kilasan Masa Depan mengenai nasib mengerikan yang akan menimpa umat manusia. Oleh karena tidak ada yang bisa mengartikan kilasan yang Ivar lihat, Edward bersama ketiga rekannya memutuskan untuk mencari penyihir terbesar dalam sejarah untuk membantu mereka: Merlin. Perjalanan mereka mencari Merlin tak hanya mengungkapkan rahasia masa depan, namun juga rahasia masa lalu yang menyedihkan. Author: Tyas Palar (356 pages).



Jalan-jalan di Palestina berisi enam bab cerita jalan-jalan Raja Shehadeh dalam kurun waktu 26 tahun di perbukitan sekitar Ramallah, Jerusalem, dan Laut Mati. Tiap perjalanan punya rutenya sendiri, melintasi jarak dan waktu, berlatar sejarah negeri suci tiga agama besar di dunia.

Jika selama ini Palestina digambarkan sebagai negeri yang tandus dan gersang, dalam buku ini pembaca akan melihat negeri yang sebenarnya memiliki bukit-bukit hijau ditumbuhi pepohonan zaitun dan pinus, bunga-bunga yang bergantian tumbuh di setiap musim, mata air yang mengairi pedesaan, serta Laut Mati yang begitu biru mempesona. Sayangnya pembangunan permukiman Israel yang pesat telah membelah-belah perbukitan dan menelan berhektar-hektar tanah yang asri itu. Di setiap sudut, pos-pos pemeriksaan didirikan. Dinding Pemisah dibangun membentang berkelok-kelok, bukan hanya karena pertimbangan militer tapi juga berdasar pesanan khusus dari para pemukim dan mafia-mafia tuan tanah Israel. Peta Palestina benar-benar telah berubah dan eksistensi negeri ini mulai terancam sirna. Israel bukan sekadar membagi-bagi ulang tanah, mereka juga menentukan kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat Palestina. Rakyat Palestina pun hidup seperti manusia yang diisolasi, digentayangi dan diburu.

Pencaplokan tanah sipil dengan berbagai macam cara dan intimidasi dari Israel itu membuat Raja Shehadeh bertekad melawannya melalui jalur hukum. Dalam keadaan yang sulit, ia bertahan ketimbang pergi dari kotanya, Ramallah. Ia sadar, jika memilih pergi daripada tinggal dan melawan penjajah, beberapa tahun lagi ia akan menemukan kenyataan baru: negeri Palestina dirampas dari bawah kaki rakyatnya. Author: Raja Shehadeh (260 pages).


“Aku berteriak kepada tentara-tentara Israel itu apakah mereka bangga atas perbuatan mereka, apakah ini namanya perdamaian, apakah ini Israel yang mereka cita-citakan. Seorang tentara meludah ke arahku, jadi aku langsung mendekatinya dan mempersilakannya meludahiku, Dia menolak tawaranku. Sebuah tank datang menderu ke hadapanku, Moncong raksasanya mengarah kepadaku. Aku mengangkat kedua tanganku di udara, berdoa,dan berteriak, `Tembak, tembak! Baruch hashem Adonai!(Terpujilah nama Tuhan!)` Tank itu berhenti beberapa inci di hadapanku. Aku lantas berlutut di jalanan, berdoa dengan tangan terangkat di udara. Aku merasa sendiri, lemah, tak berdaya. Aku hanya bisa menjerit kepada Tuhan.”

Hebron Journal merekam pengalaman seorang sukarelawan penjaga perdamaian di Palestina. Pada 1995 hingga 2001, Arthur Gish seorang Kristiani yang berkomitmen hidup bersama keluarga-keluarga Muslim dan melakukan aksi-aksi anti-kekerasan menentang kekejaman Zionis Israel.

Dalam membela rakyat Palestina, Gish tak jarang harus menempuh bahaya, seperti menghadang tank dan buldoser yang akan meratakan rumah dan pasar, atau menghadapi todongan senapan tentara Israel. Gish juga berusaha menjembatani hubungan umat Muslim, Yahudi, dan Kristen di Palestina yang telah terpecah belah akibat politik Zionis. Catatan ini menunjukkan bahwa di tengah konflik antar umat beragama, kesadaran yang jernih akan mampu melihat bahwa kezaliman adalah masalah bagi semua manusia.

“Kesaksian Art Gish bercirikan kejujuran dan akurasi,menggambarkan dengan jelas penderitaan di Palestina.”

-Khalid Amayreh, jurnalis dan pemimpin kelompok Islam

Arthur G. Gish telah aktif selama 40 tahun mewujudkan perdamaian dan keadilan sosial. Sejak muda, dia terlibat dalam gerakan menentang keterlibatan AS dalam semua perang. Setelah pengabdian pertamanya di Palestina, setiap tahun Gish tinggal beberapa bulan di Palestina untuk memperjuangkan nasib rakyat Palestina.

Lahir dan dibesarkan di sebuah lahan pertanian di Pennsylvania, kini Gish menjadi petani organik. Istrinya, Peggy Faw Gish, juga adalah aktivis perdamaian. Peggy kini bertugas di Irak, mendokumentasikan pelanggaran HAM yang dilakukan tentara AS, dan bahkan sempat diculik. Author: Arthur G. Gish (552 pages).


"Adakah yang terluka?"

"Ya."

"Siapa?"

"Anak-anak."

"Noah? Luke? Siapa?"

"Semuanya."

Ternyata benar, pada 21 Juni 2001 itu Andrea menuntaskan “keinginannya” membunuh lima anaknya dengan membenamkan mereka ke dalam bathtub. Kontan kasus ini menjadi perbincangan panas publik Amerika Serikat dan dunia.

Ketegaran hati Rusty Yates sebagai seorang suami runtuh seketika. Kesabaran dan perhatian yang dia berikan kepada istrinya-yang menderita depresi berat--benar-benar diuji. Andrea membunuh anak-anak karena merasa telah gagal menjadi ibu, dan ingin mengantarkan mereka pergi ke surga.

Sesungguhnya apa yang terjadi saat itu?

Adakah peran kelompok pemuja setan dalam hal ini? Siapakah pendeta Woroniecki yang dianggap Andrea sebagai “guru spiritualnya”?

Juga, betulkah terjadi maalpraktik kedokteran dalam penanganan depresi Andrea?

Simak pula intrik-intrik persidangan kasus yang menggegerkan ini. Bagaimana pula nasib Andrea akhirnya? Haruskah hidupnya berakhir di kursi eksekusi? Author: Suzanne O'Malley (432 pages).


- Finalis Edgar Award
- Pemenang Japan Grand Prix Crime Story sebagai novel misteri terbaik di Jepang
- Sudah difilmkan

Di daerah pinggiran Tokyo, empat wanita bekerja shift malam di pabrik makanan kotak. Beban hidup yang berat dan utang menumpuk membuat Yayoi, salah satu dari mereka, tak tahan lagi. Dia membunuh suaminya yang penjudi dan suka main perempuan, kemudian meminta bantuan pada Masako, teman sekerjanya yang paling karib. Masako bersedia membantu, dan bersama wanita-wanita lainnya, mereka menyingkirkan mayat itu. Ketika bagian-bagian tubuh mayat ditemukan, polisi mulai melacak pembunuhnya. Tapi bukan hanya polisi yang mengejar mereka, melainkan juga musuh-musuh yang sangat berbahaya - seorang lintah darat yang berkaitan dengan yakuza dan mengetahui rahasia mereka, serta seorang pemilik kelab malam yang kejam, yang dituduh sebagai pembunuh oleh polisi. Akibatnya dia kehilangan segala harta miliknya, dan kini dia berniat membalas dendam. Author: Natsuo Kirino (576 pages).



Pahlawan Zaman Kita adalah sindiran untuk tokoh Pechorin yang cerdas dan gembira namun lelah dan bosan dengan kehidupan masyarakatnya. Inilah novel tentang jiwa manusia yang merefleksikan jiwa suatu bangsa: perpaduan gaya Paulo Coelho dan Leo Tolstoy, pengarang Anna Karenina. Author: Mikhail Lermontov (170 pages).








Seorang ayah dan anak lelakinya yang masih kecil berjalan melintasi Amerika yang telah hangus terbakar, mengarah perlahan-lahan ke wilayah pantai. Tak ada yang bergerak di lanskap yang telah rusak binasa itu, selain abu yang tertiup angin. Mereka tak punya apa-apa selain sepucuk pistol untuk membela diri dari orang-orang yang mengintai di jalan, pakaian yang melekat di badan, satu kereta berisi makanan-makanan sisa---dan satu sama lain.

Pemenang Pulitzer Prize untuk kategori Fiksi, salah satu pilihan Oprah's Book Club, finalis National Book Critics Circle Award. Author: Cormac McCarthy (266 pages).



Juni 2005, demam Firaun melanda California. Hanya dalam waktu satu bulan, setengah juta manusia membanjiri museum seni Los Angeles. Mereka rela antre menunggu sampai berjam-jam untuk melihat perhiasan yang gemerlapan dan perabotan yang dulunya adalah milik seorang raja Mesir.

Benda-benda tersebut berusia lebih dari tiga ribu tahun dan selama beribu tahun itu terpendam dalam sebuah makam rahasia yang ada di bawah tanah. Membuat penasaran pastinya. Siapakah raja Mesir itu? Orang-orang mulai menyebutnya dengan King Tut. Nama aslinya, Raja Tutankhamun. Bukan termasuk raja Firaun yang berpengaruh dan berkuasa, sebenarnya.

Usianya saja baru sembilan tahun ketika dinobatkan sebagai raja. Dan baru sekitar umur 18 tahun, ia sudah meninggal. Menjadi terkenal karena makamnya dan semua barang yang ada di sana membantu para arkeolog dan sejarawan untuk menguak kisah yang menarik pada zaman Mesir Kuno. Tentu saja termasuk tentang King Tut sendiri.

Misalnya, bagaimana ayah Tut—Amenhotep—mengganti banyak dewa-dewi menjadi hanya satu dewa yang menyerupai matahari. Atau, tentang bagaimana ayah Tut juga mengubah gaya lukisan yang sebelumnya penuh aturan. Atau, tentang bagaimana putra raja pada saat itu menikmati istana yang begitu megah dengan taman dan kolam yang indah. Tentang, kalung-kalung dan anting-anting emas yang besar dan berat yang mesti dipakai.

Dan yang lebih fantastis lagi, tentang kepercayaan seperti apa yang berkembang pada masa itu. Mengapa harus berbentuk piramida? Dan, mengapa harus mumi? Pastinya, King Tut membawa manusia masa kini memasuki kejayaan Mesir masa lalu. Memasuki dunia yang penuh kedamaian, dengan segala keindahan dan masyarakatnya yang sangat mencintai kehidupan. Author: Roberta Edwards (107 pages).



“Hidup ini bagaikan lagu yang megah dan manis: jadi hidupkanlah musiknya.” Ini bukan kata-kata Ronald Reagan, tapi dari sebuah puisi yang pernah diajarkan ibunya, Nelle Wilson Reagan. Orang yang sama yang mengajarkan Reagan bahwa Tuhan selalu memiliki rencana bagi kehidupannya, maka tidak ada alasan untuk cemas dan sedih.

Tidak aneh jika Reagan menjalani hidupnya dengan penuh rasa optimis, kerja keras, dan percaya diri. Ketika ia hendak kuliah misalnya, namun sadar bahwa dengan penghasilan ibunya sebagai penjahit tak mungkin, ia dengan percaya diri meminta beasiswa. Ia juga menawarkan diri untuk menjadi pencuci piring di asrama tempat ia tinggal. Atau, ketika ingin menjadi pemain football, namun dianggap terlalu kecil, ia berjuang keras untuk membentuk tubuhnya.

Tidak aneh pula jika Reagan akhirnya mencapai banyak keberhasilan. Ia pernah menjadi komentator olahraga terpopuler di salah satu negara bagian. Ia juga sempat dijuluki komunikator ulung dan Adonis abad dua puluh. Rasa optimis juga yang melahirkan pemikiran-pemikiran hebat.

Reagan pernah menantang Gorbachev untuk meruntuhkan tembok Berlin. Tantangan yang dijawab dengan penggalan tembok seberat 3 ton yang dikirimkan kepadanya. Ya…. tembok Berlin akhirnya benar-benar runtuh. Dunia yang penuh persahabatan dan perdamaian, itulah cita-cita Reagan.

Ia juga menjunjung tinggi demokrasi. Keoptimisan membuahkan hasil, dan menjadi satu hal yang terus dipegangnya, bahkan hingga akhir hidupnya. “Bilamana Tuhan memanggil saya pulang, kapan saja waktunya, saya akan pergi disertai kecintaan yang besar bagi negeri ini dan optimisme bagi masa depannya.” Aktor pertama yang menjadi presiden dan orang tertua yang menjadi presiden Amerika Serikat. Siapa yang menyangka! Bermula dari penyelamat pantai…. Author: Joyce Milton (115 pages).


Tsotsi adalah suatu gaya kaum muda kulit hitam di perkampungan-perkampungan di Johannesburg.Karena terpesona oleh film gengster Amerika tahun 1940-an, mereka meniru gaya pakaian serta pembangkangan pada hukum dan ketertiban.Nyawa itu murah; pistol dan pisau berkuasa di malam hari, kenang Nelson Mandela dalam autobiografinya, Long Walk to Freedom.Gengsterdisebut sebagai tsotsiselalu membawa pisau lipat, jumlahnya banyak dan mencolok. Di masa itu, mereka meniru bintang film Amerika dan mengenakan topi fedora dan jas lapis-ganda dan dasi lebar berwarna cerah. Selain busana, gaya ini juga mengembangkan bahasanya sendiri, tsotsitaal, yakni campuran cair dari frase-frase berbagai bahasa yang digunakan di Afrika Selatan.Novel ini bercerita tentang kehidupan tokoh Tsotsi, seorang pemuda yang tidak ingat akan nama aslinya, lupa masa kecil dan bagaimana prosesnya hingga ia bisa menjadi seorang gangster yang ditakuti banyak orang di sekelilingnya. Karakter dan hidupnya yang keras-tajam mendadak berubah setelah takdir membawanya berjumpa dengan seorang bayi yatim piatu, bayi yang secara kebetulan ditemukannya dan kemudian diasuhnya. Alam pikiran dan keadaan jiwa seorang Tsotsi adalah magic dari novel psikologis ini; perjalanan dan perubahan-perubahan dalam hidupnya sangat kuat, khas Afrika Selatan namun juga sekaligus tipikal kegelisahan seluruh manusia muda di bumi ini.Novel psikologi ini dianggap oleh beberapa kritikus sebagai salah satu faktor penting yang membuat film Tsotsi meraih Oscar 2006. Author: Athol Fugard (352 pages).

0 komentar:

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda